Menyajikan Informasi dan Inspirasi


  • News

    Wednesday, February 15, 2017

    karena tidak tahu itu obatnya bertanya

    Ibnu Qayyim Al Jauziyyah rahimahullahu ta’ala pernah mengatakan:

    Telah shahih di dalam Shahih Al Bukhari, dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda,

    مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً، إِلَّا قَدْ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً

    “Tidaklah Allah turunkan penyakit, kecuali Allah turunkan juga obatnya.” [HR. Al Bukhari, No. 5354]

    Dan di dalam Shahih Muslim, dari hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau pernah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

    ‘Setiap penyakit ada obatnya. Jika satu obat mengenai penyakitnya, maka penyakit itu akan sembuh insya Allah ‘azza wa jalla‘.” [HR. Muslim, No. 2204]

    Di dalam Musnad Imam Ahmad, dari hadits Usamah bin Syarik dari nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

     إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَمْ يُنْزِلْ دَاءً إِلا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ

    “Sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan penyakit, kecuali menurunkan juga obatnya. Mengetahuinya orang yang mengetahui dan tidak tahu orang yang tidak mengetahuinya.” [HR. Ahmad (4/278)]

    Dalam lafal yang lain,

    إِنَّ اللَّهَ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلا وَضَعَ لَهُ شِفَاءً أَوْ قَالَ دَوَاءً إِلا دَاءً وَاحِدًا ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُوَ قَالَ الْهَرَمُ

    [Rasulullah bersabda,] “Sesungguhnya tidaklah Allah menurunkan penyakit, kecuali memberikan juga untuknya kesembuhan (atau obat), kecuali satu penyakit.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, penyakit apa itu?”. Beliau menjawab, ” Tua.” [HR. At Tirmidzi]

    Imam At Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini shahih.”

    Dan itu mencakup [obat] semua penyakit hati, ruh, dan badan serta obat untuk semuanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri menjadikan kebodohan sebagai penyakit dan obatnya adalah bertanya kepada para ulama. Karena itu, Abu Dawud di dalam As Sunan karyanya meriwayatkan hadits dari Jabir bin Abdillah.

    قَالَ : خَرَجْنَا فِي سَفَرٍ فَأَصَابَ رَجُلاً مِنَّا حَجَرٌ فَشَجَّهُ فِي رَأْسِهِ ثُمَّ احْتَلَمَ فَسَأَلَ أَصْحَابَهُ فَقَالَ : هَلْ تَجِدُونَ لِي رُخْصَةً فِي التَّيَمُّمِ ، فَقَالُوا : مَا نَجِدُ لَكَ رُخْصَةً وَأَنْتَ تَقْدِرُ عَلَى الْمَاءِ فَاغْتَسَلَ فَمَاتَ فَلَمَّا قَدِمْنَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُخْبِرَ بِذَلِكَ فَقَالَ : قَتَلُوهُ قَتَلَهُمُ اللَّهُ أَلا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا فَإِنَّمَا شِفَاءُ الْعِيِّ السُّؤَالُ إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيهِ أَنْ يَتَيَمَّمَ وَيَعْصِرَ أَوْ يَعْصِبَ شَكَّ مُوسَى عَلَى جُرْحِهِ خِرْقَةً ثُمَّ يَمْسَحَ عَلَيْهَا وَيَغْسِلَ سَائِرَ جَسَدِهِ

    Beliau radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kami pernah pergi untuk safar. Salah seorang dari kami tiba-tiba terkena lemparan batu. Ia pun terluka di kepalanya. Lalu, ia mimpi basah. Maka, ia bertanya kepada teman-temannya, ‘Apakah kalian melihat ada kemudahan bagiku untuk bertayammum?’. Mereka menjawab, ‘Menurut kami, tidak ada dan engkau sanggup untuk menggunakan air.’ Laki-laki tadi pun mandi, lalu meninggal dunia. Ketika kami tiba di Madinah, kami beritahukan hal tersebut kepada nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka, beliau pun bersabda, ‘Mereka telah membunuhnya. Mudah-mudahan Allah membinasakan mereka. Tidakkah mereka bertanya, jika mereka tidak tahu? Sebab obat kebodohan itu hanyalah bertanya. Cukup bagi laki-laki tersebut untuk bertayammum dan mengusap atau membalut lukanya dengan kain. Lalu, ia mengusapnya dan menyiram seluruh tubuhnya’.” [HR. Abu Dawud, No. 336]

    Dengan demikan, Rasulullah memberitahu bahwa kebodohan itu adalah penyakit dan obatnya adalah bertanya.

    Sumber: Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Ad Da’ Ad Dawa’ (penyunting: Ali bin Hasan Al Halabi). Ttp: Dar Ibnul Jauzi. Tth, halaman 6-7.

    sumber: dakwahislam.net

    No comments:

    Post a Comment